Oleh: Amar Fasyni H.S
niscaya jiwa ini kan remuk tak berbentuk
seiring dengan berkobarnya cahaya yang mulai meredup
menjunjung asa dibalik awan yang kian kelabu
dimana perut-perut lapar menganga?
akankah ia mati dengan membuncit?
atau mati dengan bunyi berdercit?
ahh percuma saja ku tanyakan hal ini pada rembulan
tohh ia hanya bisa tersenyum tanpa kata
andai saja tuhan mengutukku
aku kan minta pada-Nya
kutuk saja diriku semau-Mu
aku ingin mati
mati tanpa pamrih yang terus mengiba
terbalut luka
berdarahkan hina
0 komentar:
Posting Komentar