Jumat, 27 Agustus 2021


Selasa, 24 Agustus 2021





Sejak pandemi covid-19 merebak di seluruh dunia, kita diharuskan untuk senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terpapar virus yang mematikan ini. Berikut resep herbal yang bisa kita minum, agar tubuh kita senantiasa sehat sehingga jauh dari virus covid-19 ini.

Bahan-bahan :

  • 1-2 telunjuk kunyit
  • 1 jempol besar lengkuas
  • 5-7 lembar secang
  • 1/2 - 1 buah jeruk nipis
  • 300ml air

Cara Membuat :

  • Iris atau parut kunyit dan lengkuas, lalu rebus beserta secang selama 2-3 menit. Setelah hangat, tambahkan perasan jeruk nipis dan madu. Jika memiliki darah rendah bisa tambahkan seujung sendok garam. Konsumsi 1-2 kali sehari sebelum makan.
Semoga Allah SWT memberikan kita kesehatan agar terhindar dari wah virus covid-19 ini. Aamiin


Senin, 23 Agustus 2021


 


Probiotik :

  • Berbagai jenis dari bakteri baik
  • salah satu kunci dalam menjaga kesehatan
  • membantu mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan
  • organisme ini hidup di dalam usus dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
Prebiotik :
  • Asupan makanan yang menunjang pertumbuhan bakteri baik
Sumber Probiotik :
  • Kimchi
  • Tempe
  • Miso
  • Kefir
  • Sauerkraut (fermentasi kol)
  • dan berbagai macam minuman fermentasi lainnya
Sumber Prebiotik :
  • Madu
  • Kurma
  • Sayur-sayuran
  • Buah-buahan
  • Biji-bijian
  • Oats (gluten free dan sebaiknya didiamkan semalaman)
Sebenarnya BUKAN makanan Probiotik yang utama, melainkan makanan Prebotik. Hal ini dikarenakan sumber makanan Prebiotik lah yang membuat mereka survive bisa happy hidup di dalam tubuh kita

Manfaat Probiotik :
  • Membantu menciptakan lingkungan usus yang baik
  • Meningkatkan efisiensi saluran cerna
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Berperan dalam pemulihan acne dan kesehatan kulit
  • Membantu menurunkan kolesterol darah
  • Memproduksi berbagai jenis vitamin: K, B6, B7, B9, B12
  • Menyeimbangkan lingkungan usus dengan mecegah perkembangan bakteri patogen (bakteri jahat)
  • Membantu proses pencernaan karbohidrat dan protein serta membantu proses penyerapan makanan 
  • Melindungi dari toxic dan zat berbahaya lainnya
Cara mengkonsumsi Probiotik dan Prebiotik :
  • konsumsi saat perut dalam keadaan kosong / sebelum sarapan
  • boleh mengkonsumsi Probiotik kemasan, asalkan sudah konsultasi dengan dokter
  • Tidak boleh mengkonsumsi Probiotik berbarengan dengan obat antibiotik (minimal jeda 1-2 jam)
  • Balita di atas usia 6 bulan sudah boleh diberi Prebiotik
  • Stop makanan yang kosong nutrisi, makanan yang menyebabkan bakteri baik mati seperti, gluten (tepung terigu), ayam boiler, gorengan, makanan cepat saji, pemanis buatan, dll
  • Rutin bekam, puasa sunnah, ayyamul bidh, berjemur serta berolahraga yang teratur untuk meningkatkan bakteri baik dan daya tahan tubuh
sumber:
dr. Zaidul Akbar
dr. Meity Elvina, M.Ked, SpOG, PGCERT
dr. Herlin Ramadhanti



Sabtu, 17 April 2021

 


اَلْحَمْدُ للهِ الّذي فَتَحَ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لااِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةٌ تُنْجِي قَائِلَهَا مِنَ النِّيْرَانِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ.

Para Dewan Juri dan sahabatku sekalian yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

Segala puji dan syukur hanya milik Allah. Marilah kita bersyukur atas semua limpahan anugerah dan karunia-Nya. Hanya atas anugerah Allah, kita bisa sehat wal afiat dan dapat menjalankan aktifitas kita, semoga ibadah kita mampu menyempurnakan puasa kita di bulan penuh berkah ini.

Shalawat dan salam mari kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah SAW,  keluarga, sahabat, dan pengikut yang setia meneladani beliau. Semoga semua urusan kita dimudahkan oleh Allah, dan kelak di akhirat kita mendapat perlindungan syafaat beliau. Amin

Malam seribu bulan, itulah yang dikenal dengan malam Lailatul Qadar. Malam yang super istimewa, yang diburu oleh setiap Muslim, khususnya mereka yang sangat mencari keuntungan akhirat.

Tahukah kita apa itu malam Lailatul Qadar?

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam sebuah surat yang sangat mulia, surat Al-Qodar yang menjelaskan sekaligus tentang kemuliaan malam tersebut.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur’an pada malam Al-Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam yang penuh dengan kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr[97]: 5)

Lailatul Qadar adalah dua kalimat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya pada malam hari dan menunjukkan ada keutamaan secara khusus tentang malam tersebut. Malam ini dikatakan Allah:

خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam yang kemuliaannya lebih baik daripada seribu bulan. Apabila kita hitung dengan hitungan bulan kehidupan kita, maka sekitar 83 tahun lebih. Sehingga orang yang beramal pada malam Lailatul Qadar, dia akan mendapatkan kebaikan senilai dengan beramal 83 tahun lebih. Alangkah sangat luar biasanya.

Dibawakan sebuah riwayat bahwa diantara sebab turunnya surat Al-Qadr adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kisah seorang Bani Israil yang beribadah dan berjihad selama seribu bulan. Maka kaum Muslimin terkagum-kagum. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan surat tersebut yang diantaranya keterangan tentang malam yang sangat luar biasa. Yang satu malam nilai ibadahnya bisa lebih baik daripada seribu bulan. Maka ini merupakan keutamaan yang Allah berikan kepada umat Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Para dewan juri dan sahabatku yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Kapan Malam Lailatul Qadar itu?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan sebagaimana juga penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang jelas. Malam Lailatul Qadar ada pada bulan Ramadhan. Karena malam Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an. Sedangkan turunnya Al-Qur’an ada pada bulan Ramadhan.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan petunjuk yang lebih khusus lagi. Apa kata Nabi?

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada 10 akhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan keterangan yang lebih khusus lagi:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil pada 10 malam yang terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Ini adalah merupakan petunjuk Nabi bagi orang yang mereka menginginkan menggapai malam Lailatul Qadar.

Para hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Para ulama memberikan pembahasan pula diantaranya, “Apakah malam ini menetap pada tanggal tertentu? Ataukah malam ini berpindah-pindah pada malam-malam yang berlainan tanggal?”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin diantaranya memberikan jawaban bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang berpindah-pindah, bukan pada tanggal tertentu, akan tapi malam yang berpindah-pindah.

Sehingga boleh jadi malam tahun ini tanggal 25, boleh jadi malam tahun depan tahun 27, boleh jadi tahun depannya lagi 29, demikian Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin memberikan penjelasan tentang berpindah-pindahnya malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar termasuk sesuatu yang dirahasiakan. Tanggal berapa pastinya? Maka para ulama pula menjelaskan kepada kita bahwa ada dua faidah besar dengan dirahasiakannya keberadaan malam Lailatul Qadar:

Pertama, faidahnya adalah dalam rangka untuk memperbanyak kebaikan kaum Muslimin. Karena orang yang mereka mencari malam Lailatul Qadar dan dia tidak tahu kapan jatuhnya malam Lailatul Qadar, maka dia akan bersungguh-sungguh. Bahkan dia anggap setiap malam itulah malam Lailatul Qadar. Khususnya pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Sehingga setiap malam dia selalu berusaha untuk benar-benar serius, benar-benar mencari dan menghidupkan malam tersebut.

Kedua, sebagai ujian, siapa diantara para hamba yang mereka yang bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar dan siapa yang mereka pemalas?

Bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghidupkan 10 malam yang terakhir?

Diriwayatkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih sangat bersungguh-sungguh dalam menghidupkan 10 malam yang terakhir dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya.” (HR. Muslim)

Nabi sudah bersungguh-sungguh pada malam-malam yang ada di bulan Ramadhan. Akan tetapi kesungguhan beliau di 10 malam yang terakhir lebih besar lagi.

Dan juga dikatakan:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berada di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarungnya (kiasan Nabi mulai menjauhi para istrinya), Nabi menghidupkan malam-malamnya (dengan shalat, dengan dzikir, dengan membaca Al-Qur’an, dengan wirid-wirid, dengan do’a-do’a), dan Nabi membangunkan keluarganya.” (HR. Muslim)

Nabi memiliki perhatian kepada para keluarganya. Jangan sampai mereka terlewatkan malam yang sangat mulia tersebut. Dan selayaknya kita pula demikian.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk meringankan menghidupkan malam-malam dalam rangka untuk mendapatkan kebaikan Lailatul Qadar. Dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi umum-umur kita, sehingga umur yang barakah penuh untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Kamis, 08 April 2021


Siaran Pers Kementerian Agama

Ramadhan tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Kementerian Agama menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H/2021 M.

Edaran ini ditujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Ketua Badan Amil Zakat Nasional, Kepala Kankemenag Kab/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) se-Indonesia, serta para Pengurus dan Pengelola Masjid dan Mushala.

Surat Edaran ini ditandatangani Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari ini. "Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan protokol kesehatan, sekaligus untuk mencegah, mengurangi penyebaran dan melindungi masyarakat dari risiko Covid-19," jelas Gus Menteri di Jakarta, Senin (5/4/2021).

"Surat Edaran ini melingkupi berbagai kegiatan ibadah yang disyariatkan dalam bulan Ramadhan dan dilakukan bersama-sama atau melibatkan banyak orang," sambungnya.

Berikut ini panduan yang tertuang dalam Surat Edaran No 03 tahun 2021:

1. Umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syar'i lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama;

2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti;

3. Dalam hal kegiatan Buka Puasa Bersama tetap dilaksanakan, harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan;

4. Pengurus masjid/musala dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah antara lain:

  • Salat fardhu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas masjid/musaala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing;

  • Pengajian/Ceramah/Taushiyah/Kultum Ramadan dan Kuliah Subuh, paling lama dengan durasi waktu 15 menit.

  • Peringatan Nuzulul Quran di masjid/musala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat;

5. Pengurus dan pengelola masjid/musala sebagaimana angka 4 (empat) wajib menunjuk petugas yang memastikan penerapan protokol kesehatan dan mengumumkan kepada seluruh jamaah, seperti melakukan disinfektan secara teratur, menyediakan sarana cuci tangan di pintu masuk masjid/musala, menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing;

6. Peringatan Nuzulul Quran yang diadakan di dalam maupun di luar gedung, wajib memperhatikan protokol kesehatan secara ketat dan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas tempat/lapangan;

7. Vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan di bulan Ramadhan berpedoman pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa, dan hasil ketetapan fatwa ormas Islam lainnya;

8. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infak, dan shadaqah (ZIS) serta zakat fitrah oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan massa;

9. Dalam penyelenggaraan ibadah dan dakwah di bulan Ramadhan, segenap umat Islam dan para mubaligh/penceramah agama agar menjaga ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah wathaniyah, dan ukhuwwah basyariyah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah yang dapat mengganggu persatuan umat.

10. Para mubaligh/penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlaqul karimah, kemaslahatan umat, dan nilai-nilai kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui bahasa dakwah yang tepat dan bijak sesuai tuntunan Alquran dan As-sunnah;

11. Salat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H/2021 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, kecuali jika perkembangan Covid-19 semakin negatif (mengalami peningkatan) berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk seluruh wilayah negeri atau pemerintah daerah di daerahnya masing-masing.

Humas


Selasa, 06 April 2021


Berenang asyik dan menyenangkan di Kolam Renang Nazwa kawasan Situ Sukarame, Kec. Parakansalak Kab. Sukabumi. Banyak tempat seru yang ngga bakal abis kalo diceritakan. Hayu gassskeun guys... #SituSukarame #KolamrenangNazwa #MTMASukabumi #AmarFasyni #kolamrenang #Mytripmyadvanture #sukabumi #tempatwisatadisukabumi #Vlog3SituSukarameSukabumi


MENGAPA ALLAH ﷻ TIDAK MERAHASIAKAN MALAM NIFSU SYA'BAN

TETAPI MERAHASIAKAN MALAM LAILATUL QADAR?


 Seringkali ada yang bertanya-tanya, 

Mengapa Allah ﷻ Tidak Merahasiakan malam Nisfu Sya'ban, tetapi merahasiakan Malam Lailatul Qadar? Padahal keduanya sama-sama malam yang dipenuhi limpahan rahmat Allah ﷻ.

Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan yang besar. Nisfu Sya'ban termasuk waktu yang Mustajabah untuk berdoa karena perisitiwa2 besar terjadi di malam penuh berkah tersebut. Demikian pula dengan Malam Lailatul Qadar, memiliki keistimewaan yang sangat Agung. Lailatul Qadar adalah malam yang diharapkan oleh setiap Muslim di seluruh penjuru Dunia.

Allah ﷻ Memperlihatkan Malam Nisfu Sya’ban kepada siapa pun. Tidak ada yang dirahasiakan tentang terjadinya Malam Nisfu Sya’ban. Waktu dan tanggalnya sudah jelas dan tidak berubah-ubah di setiap tahunnya, yaitu malam tanggal 15 bulan Sya’ban.

Berbeda dengan Malam Lailatul Qadar, Allah ﷻ sangat merahasiakan kapan Malam seribu bulan tersebut terjadi. Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan terjadi Lailatul Qadar, namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri.

Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah ﷻ tidak Merahasiakan Malam Nisfu Sya’ban tapi merahasiakan Lailatul Qadar ? Padahal, keduanya sama-sama Malam yang dipenuhi Limpahan Rahmat.

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله‎ menegaskan bahwa Lailatul Qadar dirahasiakan karena Lailatul Qadar lebih dominan sisi Rahmat dan Ampunan di dalamnya. Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi Kemuliaan dan Pahala yang tidak terhingga.

Oleh karena itu, Allah ﷻ Merahasiakannya agar Umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk Beribadah secara serius. Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa Hamba yang betul-betul menjaga konsistensi Ibadahnya dan siapa yang hanya Beribadah secara musiman.

Hal ini berbeda dengan Malam Nisfu Sya’ban. Meski di dalamnya dipenuhi Limpahan Rahmat, namun pada malam tersebut lebih dominan sisi “Penentuan Nasib” seorang Manusia. Di malam Nisfu Sya’ban, Amal perbuatan Manusia selama 1 tahun dilaporkan di Hadapan-Nya. Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat Dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya?.

Di Malam tersebut Allah ﷻ Memberi Keputusan siapa yang layak mendapat Ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. Oleh karena hal tersebut maka Malam Nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah ﷻ.

Syekh Abdul Qadir al-Jilani رحمه الله‎ mengatakan:

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة 

والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها

Dikatakan, hikmah Allah memperlihatkan malam pembebasan (Nisfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan malam kasih sayang, pengampunan dan pemerdekaan dari Neraka. Allah ﷻ Menyamarkan Lailatul Qadar agar Manusia tidak mengandalkannya".


 وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول 

والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد 

والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (Nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhoan, malam penerimaan dan penolakan, malam penyampaian dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan. Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang dicegah dari rahmat-Nya, salah seorang didiamkan, salah seorang diberi pahala."


MALAM NISFU SYA'BAN

Untuk tahun 2021 ini atau 1422 Hijriah, malam Nisfu Syaban jatuh pada Ahad 28 Maret 2021 (ba'da Maghrib), Malam ke 15 bulan Sya'ban.(AH)

Sumber :

Kitab : Ghunyah al-Thalibin, hal. 283

Karya : Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله‎,



MP3

Visit my YouTube

Followers

Total tayang halaman

My visitors

Flag Counter

Popular Posts

Blog Archive